Bidadari

Standar

209

Alhamdulillah, Iman Islam serta kalian, bidadariku, juga abang Auza kalian tentunya, adalah hal terindah yang bunda miliki.
Kita telah mengalami banyak hal anakku, kita melewatinya bersama. Masih banyak lagi yang akan kita lalui, kita tetap akan menjalani semua bersama-sama, dan semoga Allah senantiasa mencukupkan kita dengan ridho – berkah – juga kekuatan dalam kehidupan kita.
Jangan pernah merasa sendiri, Nak. Kalian tak pernah sendiri. Banyak orang yang mengasihi kalian, menyayangi kita. Meskipun tak ada lagi manusia didunia ini, yakinlah Nak….Allah selalu ada.
Selalu hadirkan Allah disetiap hela nafas kita.

Nak, malam boleh saja gelap, tapi kehadiran kalian selalu menjadi terang bagi bunda, kalianlah cahaya itu…
Dan malam mungkin saja gulita, tapi dengan memahami Al-Qur’an & Hadist …yakinlah tak akan ada yang mampu meredupkan kalian.

Gadisku, kalian begitu cantik, begitu indah. Selaraskan lah apa yang telah Allah berikan pada kalian, dengan sikap dan tutur kata yang baik. Tahukah kalian, Nak? Tidak ada dosa warisan. Kullu nafsin bimaa kasabat rahiinah > tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya .
Namun jangan pernah pongah, duhai jelita. Karena ilmu dan kebijakan tak pernah menghampiri orang-orang yang tak mau mendengar.
Nak, sungguh tidak mengapa jika menjadi tidak hebat, tidak populer, selama kalian selalu berpijak pada kebaikan dan kebenaran…maka kalian akan menjadi pribadi-pribadi yang memberikan kontribusi positif pada kehidupan. Jangan kalian persoalkan tentang pahala, biarkan itu menjadi hak prerogatif Allah semata. Berbuat baik adalah kewajiban sebagai hamba, sebagai manusia. Manusiawi pula jika berbuat salah dan khilaf Nak, namun jangan lari dari kesalahan. Begitu kalian menyadari ataupun disadarkan telah berbuat kekeliruan, maka kalian harus menjadi anak-anak pemberani, akui – perbaiki – dan jangan pernah mengulangi kesalahan tersebut. Belajarlah dari kesalahan, ambil hikmah terbaik. Kehidupan adalah proses belajar, hingga nyawa tercerabut dari raga.
Jangan lupa bersedekah ya Nak, meskipun sedikit…tapi lakukanlah dengan rutin dan keikhlasan. Selalu berbagi kebaikan. Berbagi itu tak melulu materi, anak ku. Ketika kalian mengetahui kebenaran dan kalian sampaikan, kalian telah melakukan kebaikan.

Cahaya mataku, tangan kalian yang lembut mendekap bunda, ternyata begitu kuat, karena mampu menghilangkan gundah dan duka. Beberapa tahun yang silam, bunda lah yang masih mengusap air yang luruh di sudut mata kalian. Tapi sekarang…kalian dan abang Auza telah mampu menyeka lara yang rintik di pipi bunda. Terima kasih anak-anak ku. Dan juga, maafkan bunda. Maafkan ketidaksempurnaan bunda, sayang. Dengan segala kelebihan dan kekurangan, bunda berusaha untuk selalu menepati janji bunda, bukan hanya janji kepada kalian, tapi juga kepada Allah, bahwa selama nafas masih terhembus….bunda akan tetap menjaga dan membimbing kalian. Dengan segala kelebihan dan kekurangan pula, kita saling melengkapi, saling mengisi, saling menguatkan.
Seizin Allah, hanya nafas bunda yang terhenti yang akan memisahkan kita. Dan jika saat itu tiba, jangan bersedih Nak, lepaslah bunda dengan senyum keikhlasan, dan tetaplah kalian hidup dalam kejujuran, dengan demikian….bunda pun akan tersenyum menghadapNYA.

Pelita ku, InshaaAllah kata-kata atau kalimat-kalimat yang tersusun ini tak terlalu ‘tinggi’ untuk kalian. Bahkan terkadang bunda terperangah mendapati daya cerna maupun sikap kalian yang melebihi teman-teman sebaya kalian.
Suatu kebanggaan lainnya bagi bunda, bahwa kalian tak hanya memiliki mental yang baik, tapi juga cerdas, Alhamdulillah, segala puji bagi Allah…

Selamat ulang tahun, Bidadariku…..

——————

Palangkaraya – 20 Juli 2015

Satu pemikiran pada “Bidadari

Tinggalkan Balasan ke John Batalkan balasan